(mantaaaaapppp udah pake gelar dong namanya :D )
Well, congratulation again for being a new born chemical engineer, even if it has not officially declared... (karena wisudanya masih Oktober). But I'am proud of you actually... :D
*Ini sebenernya entah janji atau apa, yang pasti saya udah bertekad buat nulis, dan menguak 'hubungan' kami begitu dia resmi keluar dari Tekim, alias GRADUATED!
Oke, pertama, tolong jangan pikir kami punya hubungan aneh-aneh, karena kami pure adalah partner penlit.
Buat saya partner itu, dalam hal ini tentunya adalah temen ngerjain penelitian, temen mikirin TA, teman berperang di sidang, dan temen pelengkap penderita di semester akhir (walaupun saya nggak bisa nemenin semester akhirnya Felix).
Tapi seorang Felix, berarti lebih dari itu semua buat saya...
Kalau kisah penelitian kami, awal pertemuannya sebagian besar sudah pernah saya ceritakan (coba buka postingan blog saya sekitar tahun 2011-2012), yang mengisahkan gimana kami tetiba jadi partner, dapat dosen yg santai banget, dan punya schedule yang nggak pernah match.
Belum lagi kegiatan penelitian kami yang berjudul "Pembuatan Biogas dari Sampah Sayuran" (judulnya pendek banget dan kedengaran nggak meyakinkan sama sekali deh.. -__-'') ini sesungguhnya adalah kedok belaka karena kegiatan utama kami bukanlah 'bikin' biogas, tapi nyampah di pasar (demi mendapatkan bahan sayuran) plus ngandang di peternakan sapi nya warga sekitar kampus...
Geje sama tong biogas yang rusak mulu
Felix dan sapi -__-''
Sapi? IYAAAA SAPI kakakkkk!!!
Kalau yang masih belum paham juga kenapa dibutuhkan dua bahan itu, cobalah search cara pembuatan biogas konvensional. Jadi secara sederhana, orang lebih familiar kalau biogas itu dibuat dari (maaf) PUP-nya sapi. Sementara kami untuk menghindari itu, jadi menambahkan bahan sampah sayuran, jadi kebutuhan PUP sapi nya nggak sebanyak kalau membuat biogas pure dari kotoran sapi.
Ini bukan maunya kita (bukan nyalahin dosbing kami~ bapak Diyono ganteng juga...) tapi sebagian besar ini adalah saran dari beliau walaupun kaminya 'iya iya aja'. Katanya bapaknya sih biar nyari bahannya gampang, murah, alatnya sederhana, penelitian nggak ribet dan waktunya nggak lama.
Benarkah semua itu????
Jawabannya adalah.... YA! TIDAK! BISA JADIIIII (*jeritan frustasi)
Mungkin kalau dipikir-pikir, kenapa saya mau-mau aja pagi-pagi buta nyampah sayuran, trus nungguin sapi di kandang hampir sepertiga hari, belum lagi alat kami yang udah didesain sesederhana mungkin itu malah lebih sering rusak. Haish... nasib... -___-''
Kalau bukan karena kepentingan penelitian, dan karena ada Felix, mungkin saya sudah menyerah.
Entah kenapa kegiatan penelitian kami yang terbilang 'nggilani' ini justru jadi seru, lucu dan heboh dengan warna-warni kelakuan si partner yang freak ini.
Okelah, dia bukan orang yang rajin bangun pagi (dia harus ditelpon, sms, bahkan digedor pintu kamarnya dulu baru bisa bangun. Alhasil saya jadi lebih mirip emaknya ketimbang partner gara-gara keseringan nongol di kos nya).
Dia juga males mandi n cukur kumis kalo gak disuruh (padahal kalo dia resik n pake baju rapi aja, tampangnya bisa kece, tapi emang dari awal image nya dia udah gagal sih, hahaha~peace)
Dia bukan mahasiswa paling pinter sekampus, tapi menurut saya sih dia sebenernya Smart, dan dia gak lulus-lulus bukan karena bego atau apa, tapi emang dia masih banyak belajar (bukan cuma dapetin nilai bagus n IPK tinggi doang~ beda yah sama saya... haha jlebh!)
Banyak sih, memori-memori gila yang kalo diinget-inget bakal bikin darah tinggi tapi bakal jadi stand up comedy yang seru buat pendengar dan pembaca kisah kami.
Misal, waktu sidang akhir penelitian, dimana kami harus datang jam 8 pagi.
Setelah semalam suntuk belajar dan prepare bahan presentasi, saya yakin kali itu Felix bakal bisa bertanggung jawab dan gak perlu nyusahin di saat-saat krusial macam sidang TA ini.
Tapi apa yang terjadi...
Dari jam 6 sampai setengah 8 anak ini nggak bales SMS dan nggak angkat telponnya sama sekali. Saya pun panik setengah gila! Setengah jam lagi kami sidang!!!
Maka dengan kecepatan penuh saya naik motor andalan ke kosannya. Dan ternyataaaaa....
DIA BELUM BANGUN!!! Whats on earth?!
Adegan selanjutnya mirip sinetron. Saya gedor-gedor pintu kamarnya ~ Felix bangun dengan muka kumal innocent ~ saya ngomel ditonton semua anak kosnya ~ Felix masuk kamar mandi (ini bohongan gais, dia ke kampus tanpa mandi, sikat gigi doang... yaoloohhh)
Belum lagi, biasanya anak cowok yg mau sidang itu berubah jadi kece n rapi jali... tapi Felix pake baju item putih seadanya plus sepatu kets! (hilanglah harapan saya bawa partner keren berdasi dan pantofel -__-'')
Partneran geje~sidang geje
Yah... Overall, disamping semua insiden-insiden di atas, sidang kami berjalan lancar (lancar banget malah, ALhamdulillah). Setelah sidang pun nggak ada revisian laporan yang begitu berarti, sehingga urusan kami jadi cepat dan mulus.
Pada akhirnya, tahun lalu, saya lulus duluan dari tekim, sementara Felix masih memperbaiki IPK.
Saya waktu itu mati-matian nyuruh dia datang pas wisuda (udah nggak didatengin (mantan)pacar, masak iya nggak disamperin partner juga!).
Lalu Felix pun datang tepat sebelum saya dan keluarga berangkat ke studio foto. Dia datang dengan muka polos (polos disini berarti : baru mandi, baju biasa gak niat dandan, dan belum cukuran). Ortu dan adek saya sampek heran , 'emang beneran begini bentukan partnernya?'. Yah ini kenyataannya mah... sabar yah... ahahahahah.
kontras~ dandan vs apaadanya
Anyway, tetep terimakasih banyak yah partner.
Walaupun dia seringkali bikin emosi, kata-katanya suka seenak udel dan bikin saya teriak-teriak di jalan, apalagi dia kalo bawa motor kecepatan rata-ratanya di atas 80 km/jam.
Saya tetap nggak bisa lupa betapa dia selalu ada nemenin hari-hari terakhir saya di Tembalang, sebelum dapat kerja dan move on ke kota lain.
Kalau saya sepi, kami sering ajak jalan murid les kami (si Agysta sama Ayik ~ yang waktu itu masih couple, sekarang udah bubar hahaha... peace)
hangout sama anak muda~ tampangnya mudaan kita ih :p
Kalau saya jalan sama temen-temen, dia juga saya ajak (dijadiin tukang poto, tapi ditraktir dulu)
Kalau saya sakit, dia yang paling pertama nganterin berobat (terakhir saya radang lambung dan sampe dua kali berobat itu yang nganter juga dia, selain itu sih seringnya saya sakit mata. *_*)
Kalau dia yang sepi atau geje, bisa aja dia tiba-tiba nongol di pintu kos saya, buat sekedar ngobrol, curcol masalah kampus, atau ngajak makan (anak ini loyal banget loh, walaupun dia lebih seneng kalo ditraktir sih...hahahaha)
Buat saya itu nggak masalah (yakin nggak masalah?). Malahan, dia jadi seseorang yang begitu memberi arti dan unforgetable.
Felix yang unique, genius, easygoing dan antimainstream.
Keep connect yah, success for your life, pursuit all your dreams.
I feel honoured to be your friend :)
FIGHTIIIING! *salam jitak sapi.
NOTE: Semua kisah di atas, nyata bukan fiktif, cuma agak didramatisir... Kalau nggak percaya, tanya aja sama tokoh utamanya... ~Felix, sabar yah... :D