Sampai kemarin, saya menemukan sensasi yang berbeda.
Saya, seorang lulusan Teknik Kimia. Dan sudah setahun lebih sejak lulus, saya berkelana dengan berbagai macam job (okelah, sebenernya cuma 3 macam : manufacture engineer, teacher, dan pengangguran-emangnya ini job?).
Kemudian 6 bulan terakhir ini saya pun memutuskan untuk bantuin kerjaan ortu. Kebetulan si mamake dan bapake ini sudah 10 tahun lebih menjalankan lembaga kursus yang cukup trusted di kota kami, UMC Sempoa.
Buat yang nggak tahu apa itu sempoa, saya nggak mau jelasin panjang lebar.
Yang jelas, di UMC sempoa, anak-anak bukan belajar matematika, tapi belajar menghitung cepat dengan bantuan sempoa sampai nantinya bisa menghitung hanya dengan mental, tanpa alat bantu. Dan meskipun outputnya adalah kemampuan berhitung cepat, tapi sebagian besar anak yang berhasil karena sempoa mempunyai kepribadian yang lebih baik, rasa percaya diri serta kreativitas dan kemampuan analisa yang baik. Rata-rata juga berprestasi di sekolahnya, meski tidak sedikit juga orangtua yang protes karena kemampuan anaknya tidak berubah meski ikut belajar sempoa.
Well, itu sekilas tentang apa yang saya kerjakan sekarang.
UMC Sempoa ini sendiri adalah license resmi dari UMC Sempoa Indonesia yang berpusat di Jakarta, yang juga berlisensi UCMAS Malaysia-China. Karena itulah, seluruh siswa UMC berkesempatan untuk berpartisipasi di ajang lomba tingkat Nasional sampai Internasional setiap tahunnya.
Tahun ini sendiri lomba sempoa nasional diselenggarakan di Bali (emang saya belum sempat ngereview). Dan murid-murid UMC Sampit yang ikut mencapai lebih dari 20 siswa. Memang tidak semuanya berhasil jadi juara, tapi berdasarkan standar kemampuan, ada 12 siswa yang berkesempatan ikut lomba Internasional.
Akhirnya, berangkatlah 9 siswa untuk mengikuti Olimpiade Aritmatika Internasional ke-19 di Kuala Lumpur, Malaysia.
Arena Lomba (tampak dari podium atas, ga bisa masuk krn g dpt nametag panitia :(( bete )
Saya memang bukan pengajar utama, karena masih ada mamah saya, dan seorang guru senior yang biasa melatih murid-murid kami. Tapi entah kenapa saya merasakan kebanggaan tersendiri setiap kali melihat anak-anak ini menunjukkan kemampuannya saat demo di depan petinggi daerah, macam sekda, kepada dinas pendidikan, sampai di depan Bupati dan Gubernur.
Dilepas oleh Gubernur Kalteng, Bpk Teras Narang
Perasaan ini semakin membuncah saat saya melihat murid UMC Sempoa Sampit berada di arena lomba Internasional. Bersama ribuan anak lain dari seluruh dunia. UCMAS sendiri memiliki 55 negara yang berlisensi sebagai anggota, dan lomba tahun ini diikuti oleh peserta dari 32 negara, amazing.
Di depan tempat lomba, International Islamic University Malaysia
Saya yang sepanjang lomba kerjaannya cuma nyooting anak-anak dari podium aja berasa gemetar melihat partisipan lomba yang sebegitu banyak dari seluruh dunia.
Saya nggak kebayang bagaimana gugupnya murid-murid saya yang bertanding di sana.
Saya cuma bisa komat-kamit berdoa semoga mereka diberikan kelancaran, dan kemudahan dalam berlomba. Wish we luck!
Dan...
Setelah anak-anak mengikuti kompetisi tertulis dengan 7 level berbeda, serta satu kompetisi menghitung dengan English Listening (kalo ini saya yang ngelatih setiap minggunya).
Bergetarlah hati saya begitu pembacaan juara dan bergaung satu-persatu nama murid saya.
Alhamdulillah... ada anak bangsa, anak Indonesia, anak Kal-teng, anak Sempoa Sampit yang naik ke podium internasional.
Memang hanya 7 orang yang menyabet gelar juara dari 9 anak yang berangkat, itupun paling tinggi hanya dapat juara harapan 2 (bahasa kerennya 2nd Placing) dan lainnya adalah harapan 3 (3rd Placing), sementara dua anak yang nggak juara tetap dapat penghargaan 'Merit' memenuhi standar internasional.
Juara dari level Elementary 1-2, Intermediate 1-2, sampai Higher
Tapi mengingat peserta yang ikut adalah anak-anak dari seluruh dunia, dengan lebih dari 2500 peserta, bukankah pencapaian ini sudah sangat luar biasa untuk anak-anak daerah? Saya aja mungkin belum tentu bisa.
Saya saat itu mungkin adalah orang yang paling heboh setiap ada anak UMC Sempoa Sampit yang namanya disebutkan. Saya langsung kocar-kacir maju ke deretan depan panggung (meskipun lalu nongkrong disitu lama-lama buat ambil foto, sampai digombalin sama mas-mas panitia yang notabene orang Malaysia yang bahasanya saya nggak mudeng -___-'').
Mamah saya aja saat itu sampai speechless, meskipun biasanya dia heboh juga. Soalnya kali ini, adik saya juga jadi juara, fyi dia sudah 3 kali ikut lomba internasional dan baru sekali ini berhasil juara level Advance, padahal tadinya dia mau nggak ikut karena sudah kelas 3 SMA, yah Tuhan memang adil, sekalinya ikut lagi dia berkesempatan naik ke podium internasional :'). Jjang! Sister!
Mom n sister
Bangga betul anak-anak ini begitu pulang kampung, turun pesawat, pake baju merah putih dan bawa piala serta medali penghargaan. Samar-samar saya denger juga kalau ada orangtua yang ikutan terharu dan bergetar hatinya waktu melihat anaknya turun dari pesawat. Semacam atlet yang mengharumkan nama bangsa, meskipun tak banyak orang yang tahu dan peduli.
Di bandara udah disambut wartawan TVRI dan TV lokal
Jadi dari cerita di atas, saya cuma mau bilang, bahwa beda banget rasanya berhasil jadi juara dan berhasil 'membuat orang lain jadi juara'. Terutama berhasil mendidik anak-anak generasi muda sampai bisa berprestasi di ajang internasional. Saya tidak sendirian. Saya dan seluruh guru UMC Sempoa Sampit yang sudah lebih dulu mendidik anak-anak ini, merasa luar biasa bahagia.
Pengalaman juara anak-anak ini adalah pengalaman kami juga.
Saya dulunya engineer, saya sekarang teacher, tapi masih galau dan tetep aja jobseeking kemana-mana.
Kalaupun nantinya saya meninggalkan profesi ini, saya bakal terus mengingat betapa bahagianya bisa memberi manfaat, mengajar, mendidik, melatih dan mengantarkan murid-murid saya berprestasi melawan seluruh dunia.
Kami sudah membuktikan kami bisa.
We have met people over the world, we are equal, we are the winners.
We are all the winners- Indonesia Representative
*Thanks to:
-Allah SWT, untuk memberi saya pengalaman hidup yang colourfull
-Mamah & Bapak yang sudah mengajak bergabung di UMC Sempoa dan membuat saya merasa berarti
-Adek saya yang bikin banyak hal terasa lucu, jangan males coy!
-Staf di UMC Sempoa Sampit dan pusat yang selalu mendukung kami
-Murid-murid UMC Sempoa Sampit yang sering bikin emosi, tetap pintar yaaaa...
-Teman-teman yang selalu mensupport apapun yang saya lakukan, dan
-Semua pihak yang terlibat....dan saya lupa siapa aja... :D
Keep Fighting! ~SBU~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar