Minggu, 31 Oktober 2010

UJIAN=Liburan?


...
untuk sebagian besar orang (pelajar terutama), UJIAN adalah salah satu momok yang cukup untuk membuat stres.

memikirkan materi yang (biasanya) terpaksa di kebut semalam, itupun kalau tanpa tidur,cukup untuk membuat suhu tubuh meningkat drastis, flu, panas dalam, diare, dkk. ..
Intinya, materi yang seharusnya dipelajari dalam kurun waktu 2-3bulan, harus diselesaikan dalam beberapa jam saja~ WHO KNOWS...

well.... ~miris

tapi seperti itu pula yang turut saya rasakan disini..

i'm a student
i'm in Chemical Engineering Undip
i'm in the middle of MID-test


dan saya......

sedang menjalankan SKS (Sistem Kebut Seminggu),

mari kita merunut sejarah perkuliahan ini (disini posisi penulis adalah orang pertama ‘tunggal’ yang posisinya sebagai mahasiswa TEKNIK KIMIA Undip)…
jadi mahasiswa tekim itu SOoo BUSY!
~u know…
>>>ke kampus gak Cuma untuk kuliah…
-ada yang ngeksis organisasi di mana2
-ada yg sibuk berkarir membina usaha sedari dini
-ada yg gila2an menyalurkan ide ikut lomba penelitian, kerennya PKM>>going to PIMNAS…
-ada yg punya job tambahan di lab
-ada yg nyempetin ng-OSpek angkatan muda (istilah halusnya,’membimbing’ gitu..)

akibatnya... dari sekian puluh sks yg saya ambil semester ini, harus diakui, bahwa yang 'nyantol' di otak selama waktu perkuliahan (weekend ga dihitung, liburan ga jelas juga ga dihitung)....ternyata ga nyampe 50%!!! KOG isooo?? (ini gak menyalahkan kesibukan kita yang ‘padat’ banget di kampus lhoo…)

mohon maaf yang pertama kepada BApak-ibu ~ anakmu ga konsen kuliah ni...
mohon maaf juga kepada dosen2 TEKIM, baik yg sepuh ato yg masih GAOEL ~ sometime ketika kalian menerangkan materi, saya sibuk sendiri...
mohon maaf juga kepada teman2 ~ yang sering saya riweuhi kalo pas lagi 'bego2' banget ama matkulnya...

Oleh karena itu,

menurut saya, yang namanya UJIAN~bangsa-bangsanya UTS~ujian tengah semester (ujian terlalu santai?), atau UAS~ujian akhir semester (ujian amat santai?)...

adalah suatu berkah yang diberikan YME!!!

kog isoo???

#FAKTANYA
1) sewaktu ujian, ga perlu kuliah seharian , lupakan peer dan tugas-tugas geje, lupakan ngantuk dikelas, lupakan presentasi, dll
2) sewaktu ujian, praktikum libur, lab vakum, lupakan LAPORAN, lupakan proposal, pretest, dkk
3) sewaktu ujian, ruang HMTK tutup!!! ~lupakan organisasi sebentar... (gaya...padahal saya ngutang proker di tempat lain T-T)
4) jadwal teratur > makan, minum, mandi, solat , belajar, tidur, po*p,... dst , sampe~ berangkat ujian ke kampus (itupun ga seharian, cuma makan waktu maksimal 1-2 jam doing! Enak thoo… )

~SEE??? Segala rOUTine.. yang biasanya menghiasi bin’ ngerepoti hari-hari di kampus jadi berkurang drastis karena adanya UJIAN tadi…

So… for me, ujian itu berkah, ujian itu indah, ujian itu LIBURAN…

(sedihnya ntar kalo hasil ujian nya jebloks siih…. haahaaaahaa)

NOTE: hanya untuk senang2~ MET UJIAANN

Sabtu, 02 Oktober 2010

can't feel the passion... (sains vs artist)

...
menjadi salah satu bagian dari 'calon-calon Engineer'...
berarti harus berkecimpung dalam suasana 'ilmiah'.

bukannya tidak mau ataupun tidak suka, tetapi ternyata jiwa saya masih belum bisa sepenuhnya dirasuki oleh aura sains yang bertebaran di kampus saya.

Chemical Engineering DIPONEGORO University.

saya tidak berpikir jauh kedepan, mau jadi apa setelah lulus. Bakal diterima di pabrik kah? Industri besar kah? Wirausaha kah? Artis kah? (Kalau yang ini jelas ngaco..)

tapi menjalani kehidupan kampus yang sangat akademis ini kadang-kadang membuat saya berfikir, 'Keluar sekarang trus jadi artis enak kaya nya..' pemikiran parah yang mungkin sering juga terpikir oleh teman-teman seperjuangan saya, hanya saja mungkin opsi nya berbeda (keluar bukan untuk jadi artis).

apakah saya tidak bersyukur??? BUKAN.
apakah saya salah masuk jurusan??? TIDAK juga.
apakah saya sanggup menyatu dengan dunia teknik kimia yang sesungguhnya? Padahal menentukan bagian-bagian reaktor saja masih harus 'nyontek' kerjaan orang lain.

apakah saya tidak cocok jadi mahasiswa teknik?
itu adalah pertanyaan harian saya.

Kenapa kelihatannya otak saya sangat 'negatif' terhadap jalan studi pilihan saya sendiri?

Sebenarnya yang membuat saya terus berpikir adalah...

suatu ajang yang sangat familiar, beken, booming, ordinary, sampai-sampai ada yang bilang 'wajib' untuk diikuti terutama oleh mahasiswa Teknik Kimia.
Dengan latar belakang sejarah yang gemilang, bahwa jurusan saya setiap tahunnya adalah penyetor terbanyak dalam ajang ini, bahkan tahun ini jurusan saya berhasil meraih EMAS dalam kompetisi luar biasa ini,,,

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA, PKM.

mahasiswa membuat proposal. Baik penelitian, kwirausahaan, pengabdian masyarakat, teknologi...

dan juaranya bakal maju ke ajang bergengsi yang sesungguhnya... PIMNAS.

Saat pertama kali saya mengenal kata PKM, semangat juang saya menggebu, bibit-bibit ide penelitian bertebaran, jari-jari saya gatal untuk mulai menyusun kata-kata demi mengajukan proposal dan bergabung bersama mereka yang sudah membuahkan macam-macam proposal.

Saya tulis idenya, bahas bersama teman, cari dosen pembimbing, mulai mengetik...

lalu...

STUCK.

Ada apa dengan saya? Ah, mungkin saya sedang jenuh.

Tetapi ada yang aneh.

Ketika ada pengumuman lomba 'cerpen' di suatu media, yang ada dalam otak saya adalah, 'saya wajib berpartisipasi, ayo cepat buahkan karya mu MITHA!!'.
AND YOU KNOW WHAT??? Wualaaa... jadilah sebuah cerpen!

Oke, apa perbedaannya dengan kasus 'PKM' di atas???
Saya ingin buat PKM, tapi saya kesulitan menyelesaikan proyek ilmiah ini.
Saya ingin buat cerpen, dan pasti ide-ide saya langsung mengalir ke atas Ms.word lalu jadilah sebuah cerita.

Teman...
kenapa saya berada di jalur 'Engineer'?
Kalau memang itu adalah nasib, berarti kita harus menerima dan menjalaninya, berusaha sebaik mungkin. So do I...

Hanya saja kenyataannya... PKM saya gak jadi-jadi, padahal sudah dekat deadline. Kurang ide, kurang semangat, kurang 'feel'nya.

Jadi, apakah saya masih pantas disebut anak Teknik?
Padahal kan lulusnya wajib buat penelitian, kalau dari sekarang gak latihan nulis, bakal gak terbiasa diakhir...

well... i Got it.

doa saya..
Semoga kedepannya saya bisa menemukan 'the real passion'. Kalau memang bukan di ajang ilmiah bin akademis, mungkin di ajang lain yang meski tidak ada hubungannya dengan 'ketekiman' saya, tapi mampu membuat saya menjadi orang yang berilmu dan menyalurkan kreativitas.

Dan menjadi seorang mahasiswa teknik kimia adalah suatu hal yang membanggakan dalam hidup saya, syukur-syukur setelah lulus bisa mengaplikasikan ilmu tekim yang sudah saya dapat. Dan kalaupun YME menjalankan saya ke lintasan hidup yang tidak ada 'tekim' nya sama sekali, yha 'No problemo'.

Jadi teman-teman Teknik, bila ada yang bilang aneh kalau kamu gak ikut ajang tulis-menulis ilmiah, 'accept it'. Itu hanyalah komentar, tapi jangan diam dan terus tunjukkan talenta mu, 'by your own way'.

tugas FISIKA (pa Josh)

PENDAHULUAN

Dalam suatu rangkaian listrik terdapat komponen-komponen yang berpengaruh seperti resistor, kapasitor, dan transistor yang berfungsi sebagai saklar. Rangkaian listrik terdiri dari rangkaian terbuka dan tertutup. Pada rangkaian tersebut terdapat arus, tegangan, energi dan daya listrik.
Arus listrik yang mengalir dalam rangkaian dengan hambatan listrik menimbulkan kerja. Peranti mengkonversi kerja ini ke dalam berbagai bentuk yang berguna, seperti panas (seperti pada pemanas listrik), cahaya (seperti pada bola lampu), energi kinetik (motor listrik), dan suara (loudspeaker). Listrik dapat diperoleh dari pembangkit listrik atau penyimpan energi seperti baterai.
Daya listrik didefinisikan sebagai laju hantaran energi listrik dalam rangkaian listrik. Satuan SI daya listrik adalah watt.

.














PENGERTIAN DAYA LISTRIK

Daya listrik didefinisikan sebagai laju hantaran energi listrik dalam rangkaian listrik. Daya listrik merepresentasikan laju perubahan energy yang dihasilkan oleh sebuah perangkat listrik, dari satu bentuk nenrgi ke bentuk lainnya. Sebagai contoh, sebuah pemanas ruangans mengubah energy listrik menjadi energy panas. Laju perubahan ini dinyatakan dalam satuan watt.
Setiap pesawat listrik memerlukan energi listrik. Tanpa energi tersebut, pesawat listrik tidak dapat bekerja. Besarnya energi listrik setiap satu satuan Waktu disebut daya listrik. Satuan untuk menyatakan besarnya daya adalah joule/detik. Joule per detik disebut watt disingkat W turunan satuan yang sering digunakan adalah MW, kWdan mV. Contoh, sebuah lampu menggunakan daya listrik 100 W artinya setiap satu detik alat tersebut menggunakan energi sebesar 100 joule.
Arus listrik yang mengalir dalam rangkaian dengan hambatan listrik menimbulkan kerja. Peranti mengkonversi kerja ini ke dalam berbagai bentuk yang berguna, seperti panas (seperti pada pemanas listrik), cahaya (seperti pada bola lampu), energi kinetik (motor listrik), dan suara (loudspeaker). Listrik dapat diperoleh dari pembangkit listrik atau penyimpan energi seperti baterai.
Daya listrik, seperti daya mekanik, dilambangkan oleh huruf P dalam persamaan listrik. Pada rangkaian arus DC, daya listrik sesaat dihitung menggunakan Hukum Joule, sesuai nama fisikawan Britania James Joule, yang pertama kali menunjukkan bahwa energi listrik dapat berubah menjadi energi mekanik, dan sebaliknya.

di mana
P adalah daya (watt atau W)
I adalah arus (ampere atau A)
V adalah perbedaan potensial (volt atau V)
Sebagai contoh:
.
Hukum Joule dapat digabungkan dengan hukum Ohm untuk menghasilkan dua persamaan tambahan

di mana
R adalah hambatan listrik (Ohm atau Ω).
sebagai contoh:

dan


Daya listrik mengalir di manapun medan listrik dan magnet berada di tempat yang sama. Contoh paling sederhana adalah rangkaian listrik, yang sudah dibahas sebelumnya. Dalam kasus umum persamaan P = VI harus diganti dengan perhitungan yang lebih rumit, yaitu integral hasil kali vektor medan listrik dan medan magnet dalam ruang tertentu:

Hasilnya adalah skalar, karena ini adalah integral permukaan dari vektor Poynting
-PERBEDAAN ENERGI DAN DAYA LISTRIK
ENERGI LISTRIK (W)
Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja, dan energy listrik adalah energi yang dipakai (terserap) oleh hambatan R.

W = V I t = V²t/R = I²Rt

Joule = Watt.detik
KWH = Kilo.Watt.jam
DAYA LISTRIK (P)
Daya adalah kecepatan dilakukannya kerja, dan daya listrik berarti energi listrik yang terpakai setiap detiknya.

P = W/t = V I = V²/R = I²R

- Daya pada rangkaian listrik arus searah.

Power atau daya adalah berapa besar gaya yang dapat dilakukan dalam setiap waktu. Daya secara mekanik yang biasa digunakan di amerika adalah menggunakan horsepower. Daya listrik biasanya diberi satuan watt, dan bisa dihitung dengan persamaan P = IE. Daya listrik dihasilkan oleh tegangan dan arus. Horsepower dan watt adalah dua hal yang berbeda namun menjelaskan hal yang sama dalam menjelaskan persamaan fisika, dengan 1 horsepower setara dengan 747,5 watt.

Beberapa bentuk persamaan daya atau biasa disebut dengan hukum joule P = IE , namun dengan persamaan tersebut untuk rangkaian DC kita bisa menghasilkan beberapa persamaan lagi apabila disatukan dengan persamaan pada hukum ohm.

P =IE , hukum joule
E = IR , hukum ohm

Maka akan diperoleh persamaan sbb;
P = IE, apabila E dimasukkan ke persamaan maka akan menghasilkan P = I I R, atau akan menjadi P = I2R,
Dan ketika pada hukum ohm apabila kita hanya mengetahui E dan R saja maka akan didapat persamaan. I = E/R, dan apa bila dimasukkan ke persamaan joule maka akan menjadi P = E/R.xE, atau sama dengan P = E2/R.
Maka akan didapatkan persamaan hasil gabungan antara persamaan joule dan ohm menjadi P = I2R ; P = IE ; P = E2/R , dan untuk daya dengan satuan watt biasa diberi symbol W

-Pengaruh kapasitor terhadap Daya Listrik

Kehidupan modern salah satu cirinya adalah pemakaian energi listrik yang besar. Besarnya energi atau beban listrik yang dipakai ditentukan oleh reaktansi (R), induktansi (L) dan capasitansi (C). Besarnya pemakaian energi listrik itu disebabkan karena banyak dan beraneka ragam peralatan (beban) listrik yang digunakan. Sedangkan beban listrik yang digunakan umumnya bersifat induktif dan kapasitif. Di mana beban induktif (positif) membutuhkan daya reaktif seperti trafo pada rectifier, motor induksi (AC) dan lampu TL, sedang beban kapasitif (negatif) mengeluarkan daya reaktif. Daya reaktif itu merupakan daya tidak berguna sehingga tidak dapat dirubah menjadi tenaga akan tetapi diperlukan untuk proses transmisi energi listrik pada beban. Jadi yang menyebabkan pemborosan energi listrik adalah banyaknya peralatan yang bersifat induktif.
Berarti dalam menggunakan energi listrik ternyata pelanggan tidak hanya dibebani oleh daya aktif (kW) saja tetapi juga daya reaktif (kVAR). Penjumlahan kedua daya itu akan menghasilkan daya nyata yang merupakan daya yang disuplai oleh PLN. Jika nilai daya itu diperbesar yang biasanya dilakukan oleh pelanggan industri maka rugi-rugi daya menjadi besar sedang daya aktif (kW) dan tegangan yang sampai ke konsumen berkurang. Dengan demikian produksi pada industri itu akan menurun hal ini tentunya tidak boleh terjadi untuk itu suplai daya dari PLN harus ditambah berarti penambahan biaya. Karena daya itu P = V.I, maka dengan bertambah besarnya daya berarti terjadi penurunan harga V dan naiknya harga I. Dengan demikian daya aktif, daya reaktif dan daya nyata merupakan suatu kesatuan yang kalau digambarkan seperti segi tiga siku-siku, jadi diperoleh bahwa perbandingan daya aktif (kW) dengan daya nyata (kVA) dapat didefinisikan sebagai faktor daya (pf) atau cos r.
cos r = pf = P (kW) / S (kVA) ........(1) P (kW) = S (kVA) . cos r................(2)
Seperti kita ketahui bahwa harga cos r adalah mulai dari 0 s/d 1. Berarti kondisi terbaik yaitu pada saat harga P (kW) maksimum [ P (kW)=S (kVA) ] atau harga cos r = 1 dan ini disebut juga dengan cos r yang terbaik. Namun dalam kenyataannya harga cos r yang ditentukan oleh PLN sebagai pihak yang mensuplai daya adalah sebesar 0,8. Jadi untuk harga cos r < 0,8 berarti pf dikatakan jelek. Jika pf pelanggan jelek (rendah) maka kapasitas daya aktif (kW) yang dapat digunakan pelanggan akan berkurang. Kapasitas itu akan terus menurun seiring dengan semakin menurunnya pf sistem kelistrikan pelanggan. Akibat menurunnya pf itu maka akan muncul beberapa persoalan sbb:

a. Membesarnya penggunaan daya listrik kWH karena rugi-rugi.
b. Membesarnya penggunaan daya listrik kVAR.
c. Mutu listrik menjadi rendah karena jatuh tegangan.

Secara teoritis sistem dengan pf yang rendah tentunya akan menyebabkan arus yang dibutuhkan dari pensuplai menjadi besar. Hal ini akan menyebabkan rugi-rugi daya (daya reaktif) dan jatuh tegangan menjadi besar. Dengan demikian denda harus dibayar sebabpemakaian daya reaktif meningkat menjadi besar. Denda atau biaya kelebihan daya reaktif dikenakan apabila jumlah pemakaian kVARH yang tercata dalam sebulan lebih tinggi dari 0,62 jumlah kWH pada bulan yang bersangkutan sehingga pf rata-rata kurang dari 0,85. Sedangkan perhitungan kelebihan pemakaian kVARH dalam rupiah menggunakan rumus sbb:

[ B - 0,62 ( A1 + A2 ) ] Hk
Dimana : B = pemakaian k VARH
A1 = pemakaian kWH WPB
A2 = pemakaian kWH LWBP
Hk = harga kelebihan pemakaian kVARH

Untuk memperbesar harga cos r (pf) yang rendah hal yang mudah dilakukan adalah memperkecil sudut r sehingga menjadi r1 berarti r>r1. Sedang untuk memperkecil sudut r itu hal yang mungkin dilakukan adalah memperkecil komponen daya reaktif (kVAR). Berarti komponen daya reaktif yang ada bersifat induktif harus dikurangi dan pengurangan itu bisa dilakukan dengan menambah suatu sumber daya reaktif yaitu berupa kapasitor.
Proses pengurangan itu bisa terjadi karena kedua beban (induktor dan kapasitor) arahnya berlawanan akibatnya daya reaktif menjadi kecil. Bila daya reaktif menjadi kecil sementara daya aktif tetap maka harga pf menjadi besar akibatnya daya nyata (kVA) menjadi kecil sehingga rekening listrik menjadi berkurang. Sedangkan keuntungan lain dengan mengecilnya daya reaktif adalah :
• Mengurangi rugi-rugi daya pada sistem.
• Adanya peningkatan tegangan karena daya meningkat.

- Proses Kerja Kapasitor
Kapasitor yang akan digunakan untuk meperbesar pf dipasang paralel dengan rangkaian beban. Bila rangkaian itu diberi tegangan maka elektron akan mengalir masuk ke kapasitor. Pada saat kapasitor penuh dengan muatan elektron maka tegangan akan berubah. Kemudian elektron akan ke luar dari kapasitor dan mengalir ke dalam rangkaian yang memerlukannya dengan demikian pada saaat itu kapasitor membangkitkan daya reaktif. Bila tegangan yang berubah itu kembali normal (tetap) maka kapasitor akan menyimpan kembali elektron. Pada saat kapasitor mengeluarkan elektron (Ic) berarti sama juga kapasitor menyuplai daya treaktif ke beban. Keran beban bersifat induktif (+) sedangkan daya reaktif bersifat kapasitor (-) akibatnya daya reaktif yang berlaku menjadi kecil.

Rugi-rugi daya sebelum dipasang kapasitor :
Rugi daya aktif = I2 R Watt .............(5)
Rugi daya reaktif = I2 x VAR.........(6)
Rugi-rugi daya sesudah dipasang kapasitor :
Rugi daya aktif = (I2 - Ic2) R Watt ...(7)
Rugi daya reaktif = (I2 - Ic2) x VAR (8)

APLIKASI DAYA LISTRIK
ELEKTRONIKA (Mahardika Setia Kusumawardhani) FACTS sebagai Teknologi Transmisi Listrik Masa Depan Pengoperasian sistim jaringan transmisi daya listrik kini telah memasuki era baru. Dalam tahapan baru ini, transmisi daya listrik tidak hanya akan menjadi lebih terjamin dan lebih terkendali dalam pengaturannya, tetapi juga akan menjadi jauh lebih efisien dalam pemanfaatannya. Peningkatan pesat ke arah pemanfaatan sistim jaringan transmisi listrik secara optimal ini dimungkinkan dengan keberadaan dan semakin dewasanya aplikasi teknologi dibidang elektronika daya pada khususnya dan teknologi semikonduktor pada umumnya. Teknologi kendali terbaru untuk transmisi daya listrik ini populer dengan sebutan FACTS singkatan dari Flexible AC Transmission System dan pertama kali dikembangkan oleh Electric Power Research Institute (EPRI) di Palo Alto negara bagian California di Amerika Serikat.
Pada awal pengembangannya, teknologi FACTS ditujukan untuk menjawab permasalahan dalam peningkatan kapasitas pengaliran daya listrik pada sistim jaringan transmisi dan juga untuk menyediakan peralatan kendali daya listrik yang terpercaya pada jalur transmisi yang diinginkan. Latar belakang Pengendalian sistim daya listrik bolak balik (AC) telah dikenal sebagai hal yang kompleks. Ini disebabkan oleh perubahan secara terus menerus antara medan magnit dan medan listrik. Bergeraknya arus listrik pada satu transmisi tidak hanya dipengaruhi oleh keberadaan tahanan tetapi juga dari induktansi dan kapasitansi di sepanjang transmisi tersebut. Kombinasi dari ketiga hal inilah yang dikenal dengan istilah impedansi. Selain daripada itu, pada jaringan transmisi listrik AC, daya listrik mengalir dari ujung transmisi dengan voltase fasa leading ke ujung yang lain yang bervoltase fasa tertinggal (lagging). Besarnya daya listrik yang mengalir pada suatu transmisi akan bertambah dengan semakin besarnya perbedaan sudut fasa antara kedua voltase tersebut.

* Distribusi daya listrik PLN
Daya listrik PLN (main power) dibangkitkan di stasiun-stasiun pembangkit listrik.
Di Inggris, daya listrik dari perusahaan-perusahaan listrik (di Indonesia hanya ada PLN) didistribusikan ke rumah-rumah, pusat-pusat perkantoran, pertokoan, pabrik-pabrik dan tempat-tempat lainnya melalui apa yang disebut sebagai National Grid ( di Indonesia melalui jaringan distribusi PLN). National Grid adalah suatu jaringan kabel listrik yang meliputi seluruh wilayah negeri. Stasiun-stasiun pembangkit listrik memasok energi listrik ke Grid, besarnya pasokan yang diberikan bergantung pada kebutuhan energi local.
Kabel-kabel yang digunakan di dalam jaringan National Grid memiliki inti konduktor tembaga atau aluminium yang berukuran tebal, sehingga dari segi luas permukaan penghantar tahanan listrik kabel adalah rendah. Akan tetapi kabel-kabel ini membentang sejauh berkilo-kilo meter dan ini menjadikan tahanan listrik kabel secara keseluruhan cukup besar. Ketika arus listrik mengalir melewati kabel timbulah rugi-rugi daya. Sebagian dari energy listrik akan berubah menjadi panas dan terserap ke lingkungan sekitarnya.
Besarnya rugi-rugi daya sebanding dengan nilai kuadrat arus. Untuk menjadikan rugi-rugi daya sekecil mungkin, arus yang digunakan juga harus dipertahankan sekecil mungkin. Untuk suatu jumlah daya tertentu, agar kita dapat menjadikan arus sekecil mungkin maka tegangan yang digunakan haruslah sebesar mungkin.
Energi listrik didistribusikan melalui kabel-kabel daya berteganagn tinggi. Kabel-kabel ini dapat dipasang di bawah tanah atau dibentangkan di atas permukaan tanah dengan dukungan tiang-tiang listrik. Kabel-kabel daya harus dipasang di bawah tanah di daerah-daerah yang telah mapan pembangunannya, namun pemasangan kabel-kabel semacam ini membutuhkan biaya yang lebih mahal. Selain itu terdapat juga kesulitan-kesulitan dalam menentukan jalur kabel memelewati daerah-daerah dimana saluran-saluran air, saluran gas dan parit-parit bawah tanah (sewer) telah terpasang terlebih dahulu. Secara relative, adalah lebih murah untuk memasang kabel-kabel di atas tiang-tiang listrik yang memang merupakan alternative terbaik untuk daerah-daerah pedesaan yang membentang sejauh berkilo-kilo meter. Sayangnya kebanyakan orang berpendapat bahwa keberadaan tiang listrik merusak keindahan lingkungan.





















PENUTUP

Power atau daya adalah berapa besar gaya yang dapat dilakukan dalam setiap waktu. Daya listrik biasanya diberi satuan watt, dan bisa dihitung dengan persamaan P = IE. Daya listrik dihasilkan oleh tegangan dan arus.
Dalam suatu rangkaian listrik, terdapat energy dan daya. Energi berbeda dengan daya. Dimana energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja, dan energy listrik adalah energi yang dipakai (terserap) oleh hambatan R. Sedangkan daya adalah kecepatan dilakukannya kerja, dan daya listrik berarti energi listrik yang terpakai setiap detiknya.































DAFTAR PUSTAKA

Croft, Terrell; Summers, Wilford I. (1987). American Electricans' Handbook, Eleventh Edition, New York: McGraw Hill.
Fink, Donald G.; Beaty, H. Wayne (1978). Standard Handbook for Electrical Engineers, Eleventh Edition, New York: McGraw Hill
Key Facts About the Electric Power Industry, Edison Electric Institute website Reports on August 2003 Blackout, situs web North American Electric Reliability Council
Ir. Sulasno. 2004. Dasar Teknik Konversi Energi Listrik dan Sistem Pengaturan,Edisi 2, Badan Penerbit Universitas Diponegoro , Semarang.
http://rahman30.wordpress.com
http://www.infoplease.com
http://www.unj.ac.id
http://free.vlsm.org
http://opensource.telkomspeedy.com

essay 1

Kapan Indonesiaku Cerdas?
Indonesia adalah sebuah negara berkembang. Itu menurut pelajaran Ilmu Sosial yang diajarkan di bangku sekolah. Tapi, sadarkah kita, dewasa ini Indonesia adalah suatu negeri yang tengah merangkak mencoba menapaki apa yang mereka sebut ‘era globalisasi’. Berjuang menyetarakan dirinya dengan dunia luar. Mencoba eksis secara global.
Melihat perkembangan bangsa ini, maka kita tidak boleh menutup mata. Dari sisi manapun kita memandang, selalu ada problematika nasional yang terangkai menjadi suatu krisis nyata yang berkepanjangan, krisis ekonomi, krisis sosial, krisis percaya diri, dan berbagai macam krisis lainnya. Hal ini mendispersikan tujuan arus globalisasi menjadi kebingungan, istilahnya jadi ‘follower’.
Bila kita mencatat masalah demi masalah bangsa Indonesia, tak pernah akan ada kata ‘sudah’. Tapi sesungguhnya lakon dibelakang seluruh drama kehidupan bangsa yang mengalami kemerosotan ini adalah satu sisi penggerak bangsa yang kita sebut ‘pendidikan’. Kelakuan yang semakin mencerminkan pergeseran nilai-nilai kehidupan sebenarnya berpulang pada bagaimana seseorang dididik. Korupsi, kolusi, nepotisme, warna-warni politik itu. Demo massa, pergolakan ekonomi dan tingkah para pelaku pasar. Kalau sosok yang seharusnya jadi suri teladan malah menjadi bahan gunjingan publik, lantas bagaimana bangsa kita bisa maju dengan runtutan kehidupan yang seperti ini?
Pada intinya, ada satu realita yang tak terbantahkan. Rendahnya mutu pendidikan Indonesia menyebabkan lambannya pembangunan bangsa. Ketika sumber daya manusia yang melimpah di negeri ini tersia-sia. Hanya sedikit yang mampu mengenyam pendidikan baik dengan standar kelayakan ataupun penuh keterbatasan, disitulah titik kejatuhan kita. Dan titik pergolakan itu ditandai dengan hancurnya moral dan kepribadian bangsa.
Pendidikan merupakan salah satu titik vital peradaban manusia. Yang sangat berpengaruh terhadap dinamika sosial-budaya suatu bangsa. Aristoteles, ahli filsafat Yunani kuno berpendapat, bahwa perbaikan masyarakat hanya dapat dilakukan dengan terlebih dahulu meperbaiki sistem pendidikan. Begitu pula dengan Tokoh Pendiri nasional yakni Ir. Soekarno dan Ki Hajar Dewantara, yang juga menyebutkan bahwa satu-satunya yang dapat mengubah nasib suatu bangsa hanyalah pendidikan. Lalu mengapa sampai saat ini kita sibuk membenahi hal-hal lain dan justru mengesampingkan pendidikan yang merupakan kunci dari pokok permasalahan bangsa. Sudahkah kita merealisasikan perhatian lebih terhadap dunia pendidikan Indonesia.?
Wacana terbaru, bahwa semakin banyak jumlah pelajar kita yang mampu mengangkat nama Indonesia di ajang bergengsi seperti Olympiade Sains Internasional tidak lantas menyatakan bahwa pendidikan di Indonesia sudah mencapai tahap ‘berhasil’. Belajar dari sejarah yang telah lalu, Indonesia terdahulu justru bisa disebut sebagai produsen guru terbaik, karena ‘tetangga’ kita Malaysia sempat merasa perlu mengimpor tenaga pengajar dari Indonesia. Namun sayangnya, hasil survey pada tahun 2005 menyebutkan bahwa Human Index Development Indonesia menduduki peringkat 112, jauh di bawah Malaysia dan Bangladesh. Data World Competitiveness Year Book dari tahun 1997 sampai tahun 2007 pun menyatakan, pendidikan Indonesia berada dalam urutan sebagai berikut; pada tahun 1997 dari 49 negara yang diteliti Indonesia berada di urutan 39. Pada tahun 1999, dari 47 negara yang disurvei Indonesia berada pada urutan 46. Tahun 2002 dari 49 negara Indonesia berada pada urutan 47 dan pada tahun 2007 dari 55 negara yang disurvei, Indonesia menempati urutan yang ke 53.
Lantas apa masalahnya? Kenapa ‘prestasi’ pendidikan kita masih tidak bergeming dari posisi bawah? Entah dimana kesalahan itu. Pesimisme masyarakat atau kebijakan pemerintah? Merunut permasalahan yang menjadi paradigma itu, seperti membuka lembaran ‘pekerjaan rumah’ yang bertumpuk. Poin-poin penting yang berpengaruh dan menjadi tolok ukur pendidikan bangsa.
Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan sebagainya.
Yang lainnya, masalah kesejahteraan guru. Ketika para ‘pahlawan tanpa tanda jasa’ ini menuntut kesejahteraan yang sesuai dalam proses mensukseskan pendidikan, ternyata justru timbul lagi kesenjangan antara guru negeri dan swasta. Bahkan sebanyak 70 persen dari 403 PTS di Jawa Barat dan Banten tidak sanggup untuk menyesuaikan kesejahteraan dosen sesuai dengan amanat UU Guru dan Dosen (Pikiran Rakyat 9 Januari 2006).
Kalau yang diangkat adalah masalah kurang meratanya pendidikan nasional dan mahalnya ‘harga’ yang harus dibayarkan demi mendapatkan pendidikan yang bermutu, masyarakat tidak akan berhenti menjadikannya tema pokok obrolan sehari-hari. Kesempatan untuk mendapatkan pendidikan masih terbatas pada tingkat Sekolah Dasar dan baru sedikit melingkupi Sekolah Menengah Pertama. Sedangkan fakta dilapangan memperlihatkan sulitnya menyesuaikan ‘kantong’ orang-tua dengan biaya sekolah putra-putrinya. Bantuan BOS dan alokasi 20% APBN tetap belum bisa ‘menyentuh’ dunia pendidikan secara menyeluruh.
Bila kita mencoba mengesampingkan proses dan melihat hasil,ternyata prestasi siswa kita masih terbilang rendah. Membangggakan segelintir siswa yang mampu ‘go International’’ tapi tidak berusaha meng-upgrade sebagian besar yang masih tertinggal adalah salah satu kekurangan sistem pendidikan kita. Perubahan kurikulum yang terlalu ‘teratur’ menunjukkan efek yang tidak memuaskan dari hasil lulusan sekolah-sekolah di Indonesia. Kendati program UAN dengan standar nilai kelulusan tertentu telah dijalankan, namun hasilnya adalah penurunan mutu lulusan. Tampak jelas, baru sedikit saja passing grade dinaikkan telah muncul protes disana-sini. Bagaimana kesiapan para pendidik dan peserta didik? Dimana saat ujian berlangsung, guru justru mengajarkan muridnya mencontek dan bekerja sama demi mendapatkan hasil yang pasti, ‘LULUS’.
Bila sekilas saja gambaran dari kualitas insan-insan terdidik yang hanya sebatas jumlah kelulusan, nilai IPK, ijazah S1 dan S2 (yang sekarang ini ‘gampang’ dibeli, murah pun dapat), atau sertifikasi sudah terlihat. Maka bisa kita terawang dengan mata telanjang, nasib bangsa ditangan orang-orang yang terlanjur tumbuh dalam lingkungan didikan semacam ini. Apalagi jika mengingat-ingat jumlah sumber daya manusia lainnya yang tidak bisa mengetuk ‘pintu’ pendidikan.
Perlu diingat, sudah berapa puluh tahun Indonesia merdeka? Dimana setiap tahunnya keluar ribuan bahkan jutaan ‘kaum intelektual’. Tapi adakah yang telah berhasil merubah nasib bangsa? Sekalipun segelintir orang cerdas berhasil ‘dicetak’, apalah gunanya ilmu yang hanya menciptakan otak-otak cemerlang tanpa dilandasi kepribadian. Dengan demikian jelaslah bahwa pendidikan itu bukan sekedar transfer of knowledge. Pendidikan itu juga harus belajar tentang behaviour, etika-moral dan mental anak didik. Bukankah sangat disayangkan jika para calon pemimpin bangsa dididik dengan cara yang salah hingga mempengaruhi tumbuh kembang bangsa itu sendiri.
Maka langkah pertama untuk merubah cerminan sikap dan perilaku bangsa yang terlanjur rusak, adalah dengan jalan menyelamatkan generasi muda lewat pendidikan. Memang bila kita terus melihat dan membandingkan, ‘rumput di halaman tetangga selalu lebih hijau’. Menyamakan ‘nilai’ pendidikan kita dengan negeri ‘jiran’ jelas masih belum mampu. Dan kalaupun harus meneladani sistem pendidikan Finlandia, negara yang paling tidak korup, yang mampu menduduki peringkat tertinggi untuk hal pendidikan, tentu sangat sulit dan jauh dari jangkauan.
Tapi hal yang sulit itu bukanlah angan belaka jika kita sebagai bagian dari roda penggerak pembangunan bangsa terus berusaha berperan aktif dalam mewujudkan bangsa yang maju, baik itu dengan percepatan peningkatan mutu pendidikan Indonesia, pembenahan kurikulum nasional, serta penataan mutu tenaga pendidik yang simultan. Semuanya diharapkan akan membawa perubahan ke arah terciptanya manusia Indonesia yang berpendidikan baik, bermoral, dan berdaya saing tinggi. Sehingga mimpi itu, Indonesia yang makmur, bebas korupsi, cerdas dan inovatif akan segera terwujud, tumbuh menjadi negeri yang lebih baik.
Berfikir, bangkit dan lakukan! Jangan hanya bertanya, ‘kapan Indonesiaku cerdas?’’.
Referensi : Depdiknas,BP-PLSP, dan sumber lainnya.

puisi L-bye...

Kisah yang Fana

Percik air surga sesejuk awan
Tangis bahagia menyambut lahirnya harta paling berharga
Membasuh kedua tangan kecil bersama hembusan nafas cinta
Titipan Yang Maha Kuasa
Meredam kelamnya malam dibalik bayangan rembulan
Ketika senyum itu terbias dalam kristal indah hati si wanita
Menyambut bayi kecil yang suci nuraninya

Waktu bergulir bersama terbitnya sang mentari
Langkah kaki kecil menyapu eloknya taman bunga tak berujung
Dalam buaian kasih bunda ia pun dewasa
Pemuda yang t’lah mampu jatuh cinta
Pergi dari pondok kecil menuju istana mimpinya
Diiringi air mata pria tua yang s’lalu teringat buah hatinya

Seberkas pelangi mengintip elok dibalik sosok yang berlari
Tapi ia tak berbalik, tak berani berpaling
Meski ketakutan itu memanggil
Hanya terus berlari meraih cahaya di kegelapan
Hingga terjerat di lubang hitam bersama mereka
Bukan ia sengaja,
Hanya tak mampu dan tak ada daya
Diantara jutaan bintang yang berpendar
Mereka menari di danau kehidupan yang fana
Hanya mencoba bernyanyi namun tak ada suara,
Nada-nada itu telah hilang berkelana sejak mereka mulai merasa
mampu berpijak dengan angkuhnya.

Dibalik air matanya
Terlukis pesona keagungan-Mu
Memberi jawaban pasti doa para pemuja yang bersimpuh
Diantara siksaan jiwa mereka yang terlupa karna dunia
Mencari jalan kembali menuju pelukan-Nya
Boneka rapuh yang terhempas ombak egonya
Hingga tak mampu menyangga kaki tuk tegak berdiri

Pilar-pilar penjaga hati
runtuh sudah diterpa amukan langit merah
yang membara sampai penghujung senja
Merobohkan yang tersisa, namun tak pernah memanggil nama-Nya
Mereka menjerit di hamparan permadani-Nya
Di suatu negeri yang ada
Namun mereka tak percaya
Hingga waktunya tiba
Mata hati terbutakan kilau keagungan-Nya

Ia menjerit mencari kekasih hatinya
Menggapai setali asa yang terputus
Namun kesendirian yang mengikatnya kini
Tak ada yang menggenggam jemari
Tertawalah sang pengembara menatap lembar memori

Putih bersih jiwa yang terlahir karna cinta
Kini kelabu dan berduka
Betapa ia merindu sang bunda
Teringat ayah yang bangga pada putranya
Teringat surga kecil yang ditepisnya demi istana raja mulia
Yang telah merenggut putih-Nya
Memberikan malam tanpa akhir

Ketika lembaran terakhir tersingkap
Tak ada lagi harapan di hati
Bermimpi meraih bahagia
Tak butuh lagi harta dan wanita
Hanya butuh penyejuk raga yang menyapu air mata
Sang pujangga kini menatap hitam
pasrah berdoa, semoga Dia Yang Esa memberikan sekali masa
Tuk merasakan nafas hidupnya