Minggu, 22 Mei 2016

Untitled



Pikirku bisa menenangkan hati...
Atau paling tidak membuang sekejap waktu
dengan menyesap hangatnya secangkir perhatian.

Membuang momen tak terisi yang semakin menyesakkan.

Hidupku tak terlampau berat.
Langkahku tak selalu gundah.
Laraku bukan tak berkesudahan.

Mungkin hanya lelah terjaga...

Seakan berhenti di tepian tebing yang rentan tergerus
dan menelanku ke jurang berbatasnya.

Sayang...
disaat aku rela jatuh, justru aku tertahan.
Terbelit.

Bukan karna dia. Bukan karna aku.
Tapi mereka...

Yang mengira aku tahan mencinta.

YA...
Aku bisa.

Bisa namun tak kuasa.

Tak yakin akan mendapatinya di sisi ketika kumembuka mata.
Maka kuputuskan untuk tetap bermimpi.

Setidaknya di sana aku bahagia.

Hanya ketika satu persatu tiada.
Tertinggal aku dengan beragam wajah dan persona.
Untuk kupakai dihari yang tersisa.

Aku bukan dewa yang tak penting raga,
terluka pun tak apa.

Bagiku hancur adalah pilihan.

Meski dengan setitik asa.
Mengaliri nafas dan nadi jiwa.

Aku kosong.

Sendiri kusesapi cinta.
Memang hangat kini, 
entah nanti...

Pikirku sudah tenang jiwa ini.
Sayang khayal ku tak bisa lagi berdiri.

Bisakah kamu datang?
Hanya kemari.
Tak perlu berjanji.

Selagi aku (masih) ada...


 ( 22 May 2016 - ditulis di @HummingBird ditemani secangkir Matcha Latte dan senyuman)