Minggu, 13 November 2011

Berkah nonton TV

Biasanya saya sering nulis ngawur dan suka2 sambil bercanda...

mungkin apa yang mau saya tulis kali ini bukanlah sesuatu yang terlalu penting, tapi juga bukan sesuatu yang tidak penting.

tadi pagi, di hari minggu yang sepi di kamar NA-18 di apartemen NAM-NAM, saya sedang menunggu si Emak Erlinda mandi, lantas nyetel tivi milih2 channel yang sekiranya bisa membawa efek positif buat otak muda setengah baya yang labil macam saya.

maka jatuhlah pilihan pada 2 channel yang sama-sama menayangkan acara berbau religi.
bukan ceramah model2 jadul yang ustadz nya ngomong 3 jam dan pendengarnya ngantuk. tapi di acara tivi ini bagian creativenya udah pinter banget mengemas acara yang efeknya seperti ceramah tapi dengan kemasan yang berbeda dan gak bikin pendengar ngantuk.

acara yang pertama, menampilkan ustadzah jutek yang udah setengah tua yang sharing bersama ibuk2.
Pesan yang bisa saya tangkep karna nontonnya cuma secuplik saja adalah :
- Tuhan gak akan melirik 2 golongan orang di hari kiamat, yaitu mereka yang memutuskan silaturahmi dan orang2 yang jahat sama tetangganya.

acara yang kedua, ada ustadz gaul bersama asistennya yang ngobrol sama seorang bapak tua penjaja kerupuk yang (subhanallah) nggak bisa melihat.
yang bikin saya gak berhenti buang air mata adalah ketika si bapak ditanya...
"pak, kan nggak bisa ngelihat, kenapa gak dirumah aja sih? masih ada anak kan yg bisa nafkahin?"
dan si bapak dengan tetap senyum menjawap dengan tegas
"yang namanya manusia kan harus IKHTIAR, namanya saya punya keluarga, berarti punya tanggung jawab"
masyaAllah~
dan waktu si asisten ustadz disuruh ngangkat angkringan kerupuk si bapak dengan mata tertutup, dia gak bisa jalan.
Lebih kagum sama orang itu dan malu sama diri sendiri ketika si bapak mengaku kalau dia mualaf.
"sempet 'nyantren' (masuk pesantren) 6 bulan, gak mau sembarang aja jadi mualaf..."
'Bapak hapal surat2 di Al-Quran?'
"kalo yg pendek2 hapal, kalo yang panjang cuma cuplikannya aja" dan si bapak dengan fasih melafalkan satu ayat dalam surat yang saya nggak tahu sama sekali... sebagai orang yang sudah ISLAM sejak lahir, malu bgt :( 

kelihatan kan, bagaimana Allah menuntun hambaNYA yang diuji dengan kedua matanya dan diberi penglihatan dari hati.Dan kata si ustadz, sebenarnya orang semacam bapak ini adalah salah satu WALI Allah, wali yang gak perlu pakek sorban, ga perlu pake gamis, ngasih ceramah dan semacamnya. Tambah lagi sewaktu si bapak cerita sewaktu dia diundang 6 profesor dari universitas unggulan di jakarta buat ngasih motivasi. Betapa seseorang buta yang ga berpendidikan bisa 'mendidik' orang2 pintar pilihan dari seluruh indonesia....

kurang luar biasa apa sih TUhan kita?


 begitu acara tivi selesai dan saya masuk kamar mandi, barulah saya sadar, selama ini jarang  banget mengisi otak dan hati dengan 'hal-hal' semacam ini. mungkin saya solat 5x tiap hari (kalo lagi gak berhalangan --''), ini maksudnya berarti saya ngadep ALLAH 5x sehari, tapi masih aja merasa tersentuh, lebih tepatnya tertohok kalo udah dapat tausyiah dan semacamnya...parah yah, nyadarnya sewaktu di kamar mandi... --''

mengingat apa yang selama ini terjadi pada diri saya yang notabene JUTEK, malesin, suka merengut, GALAK, gak pedulian.... rasanya sakit dan kasihan sama diri sendiri.

- yang pertama, Kata bu ustadzah, ga boleh jahat sama tetangga. Berhubung saya masih ngekos, berarti anak kamar sebelah=tetangga saya kan? Saya inget sering 'misuh2' kalo dia ribut dan nyebut2 hal jelek tentang dia... Meskipun ga akrab sama orangnya, saya mohon maaf yang setulus2nya...

- yang kedua, Mungkin ini kisah lama, tapi saya seringkali baik sadar ataupun tidak, MEmutuskan silaturahmi, bahkan dengan orang yang pernah sangat dekat sama saya. Buat mereka2 yang sadar dan merasa gak saya sapa sekian lama, demi Allah~bukan maksud buat putus silaturahmi... Mohon maafkan kalo memang saya yang salah ya...

- ketiga, sebagai Muslim, saya benar2 masih sangat kurang. Betapa selama ini yang saya pikirkan cuma kehidupan duniawi, masalah duniawi, tujuan duniawi.. Saya mungkin kadang2 lupa kalau semua yang saya lakukan seharusnya semua atas dasar Allah swt. Sedih sekali rasanya bisa merasa 'kalah' dan kecil sekali imannya dibanding seorang penjaja kerupuk yang buta dan seorang muallaf. Mungkin sulit untuk menjadi seperti dia.

dan yang bisa saya lakukan sekarang adalah menulis ini semua dan belajar untuk bersyukur dan ikhlas dalam segala hal serta mohon maaf atas segala kesalahan yang pernah saya lakukan dan menyakiti hati orang2 yang saya kenal.


Jadi, Mari kita semua memperbaiki diri...
Ini bukan nasehat, cuma curahan hati saja.
toh, Siapa sih saya? yang berani kasih nasihat, siapa tahu Anda yang baca tulisan ini sudah jauh lebih baik daripada saya.
Tapi siapapun itu, kita semua yang seiman  maupun tidak, saya yakin ada hal yang patut diyakini disini,

Tuhan senang dengan umat-NYA yang terus berikhtiar kan? :)

Tidak ada komentar: