Sabtu, 17 Maret 2012

SHANGHAI here we...COME(back)

Pernah mimpi ke luar negeri??? Saya pernah :).
pernah denger kalimat yang satu ini juga kan??? “tuntutlah ilmu sampai ke negeri China”… (walaupun artinya bukan melulu belajar sebagai student loh)

Sebenarnya mimpi bisa jalan-jalan ke luar negeri itu paling gampang diwujudkan selama kita masih mahasiswa. Kok bisa? Itu menurut saya sih. Tapi ini bener loh, selama kamu masih mahasiswa ada banyak jalan menuju roma (maksudnya luar negeri). Kamu bisa apply schollarship, bisa ikut exchange, bisa ambil double degree, ataupun ikut event internasional macam seminar atau kompetisi. Beruntungnya saya dan teman-teman satu tim, Akang Muhamad Zainudin, Ana Zussiva dan Fika Nurmala, kita berkesempatan untuk berkompetisi di China!!!

Well, thanks to our team leader, Ana,  yang penuh semangat apply kompetisi macem-macem, dari yang awalnya rejected sampai ada juga yang salah propose. Dan akhirnya di sore-sore yang gak jelas, saya lupa tepatnya kapan, pokoknya bulan Januari kemarin, Ana kirim message ke kita bertiga, “Guys, kita lolos HGCC!!! Kita ke Shanghai!!!”. Antara bingung, biasa aja, sampai mikir yang enggak-enggak (maksudnya ini bener atau nggak gitu).

Buat kalian yang bertanya-tanya HGCC itu apaan, just check this out (http://www.hultglobalcasechallenge.com/2012/the-event/the-challenge/). Tapi singkatnya bisa saya jelaskan sebagai berikut (kali ini serius).

HGCC atau HULT Global Case Challenge adalah annual event yang diselenggarakan oleh Hult Bussiness School, sekolah bisnis internasional yang tersebar di 5 kota besar di dunia yakni London, San Fransisco, Boston, Dubai dan Shanghai. Tahun 2012 ini merupakan 3rd annual HGCC yang mengangkat tema pengentasan poverty yang diimplementasikan melalui 3 bidang; education, energy dan housing. Nantinya finalis dari babak regional di 5 kota tadi akan bertemu di New York untuk memperebutkan gelar champion sekaligus rewards sebesar 1 juta US$ yang akan digunakan untuk merealisasikan project plan dari tiga bidang secara global.




Tim saya sendiri yang lolos untuk housing track, merupakan satu dari tiga tim dari Indonesia untuk regional Shanghai pastinya bangga sekali jadi delegasi UNDIP, Jawa Tengah, dan Indonesia tentunya. Cuma, ada satu hal yang agak ‘ganjel’ dan bikin mikir beribu kali. Tim kita ini isinya pure anak teknik, teknik kimia tepatnya, dan gak ada background bisnis dan ilmu tentang housing sama sekali (meskipun saya tahu kalo tim saya ini isinya orang-orang hebat semua dengan segala macam capabilities masing-masing). Tapi dengan bekal pede, English yang lumayan (walaupun gak fluent banget), dan kemauan untuk belajar hal baru, berangkatlah kita ke Shanghai.

Sebenarnya challenge bagi saya dan teman-teman bukan hanya mengenai kompetisi ini saja. Bagaimana ‘cara’ kita untuk bisa sampai ke China itu malah yang jadi masalah pertama kali. Karena memang untuk kompetisi ini kita harus menyediakan dana sendiri, padahal dari segi financial kita berempat jelas-jelas gak punya budget untuk keluar negeri. 

Maka perburuan pun dimulai, terhitung 1 bulan sebelum pelaksanaan event yaitu 24-25 Februari, kami berempat pun kesana-kemari nyari dana fakultas, universitas, donatur,  sponsor disela-sela kesibukan cari pembimbing dan megap-megap belajar masalah housing, perumahan, kredit, dan lain-lain.

Usaha dan doa yang kenceng itu memang manjur. Sebulan berlalu dan tau-tau sudah pertengahan Februari aja. Dan singkatnya, mimpi saya (mimpi kita berempat ding :) ) untuk pergi keluar negeri terlaksana sudah. Dengan berbagai pengalaman lucu, gokil, gila dan menegangkan. Gimana enggak, mulai dari berangkat aja macam-macam masalah datang, misal departure dan arrival tim kita yang harus terbagi jadi dua karena si Ana sama Fika yang lolos Trust DANONE di Jakarta tepat sehari sebelum HGCC, walhasil mereka berdua harus berangkat dari Jakarta-Shanghai sementara saya dan Akang Zen dari Semarang, mampir Malaysia dulu dan mendaratnya gak langsung di Shanghai, tapi di Hangzhou (kota sebelahnya -__-‘’).
 Rute saya + akang = Semarang-Kuala Lumpur-Hangzou-Shanghai
Rute ana + pika = Jakarta-Kuala Lumpur-Shanghai

 
Sempat ada pikiran macem-macem tentang nyasar di negeri orang. Tapi dengan semangat, tebel muka dan napas kuat (ini gak nyambung) kita berhasil mengurus transportasi dan akomodasi sendiri dengan susah payah, mulai dari booking hotel, beli tiket kereta, naik airport bus, naik taxi dan lain sebagainya. 


At last, alhamdulillah, walaupun tanpa bisa berkomunikasi sebelumnya, kita akhirnya ketemu lagi berempat di Hotel di SHANGHAI!!!  

 Note: hotel kita emang nggak mewah banget tapi posisinya pas disebelah silk market yang oke banget!! bajunya unyuu semuaaa >< *drooling
FYI, di China itu, kalau bukan di kota metropolis seperti Shanghai atau Beijing, sebagian besar masyarakatnya gak ‘mudeng’ English. Kamus Mandarin yang saya bawa juga gak begitu berguna, karena walau saya sudah susah payah ngomong ‘Ni hao ma...’ atau ‘Duibuqi…’ mereka tetap gak ngerti bahasanya (yang katanya bukan Mandarin asli, tapi Pinyin-bahasa yang uda di translate ke lafal latin, hadeeeehh sabaaaarr).Meski begitu, kalau mau belanja gak perlu bingung, cukup keluarin senjata andalan 'KALKULATOR' dan bilang 'how much???' haha

Itu baru lika-liku permulaan yang kita alami di Shanghai, belum nyampe ke destinasi sesungguhnya, HULT Global Case Challenge. 

HGCC 1st day, 24 Februari~
Well, setelah tiba di Xin Ling hai Xin 666 (tempat HGCC dilaksanakan) barulah kita merasakan atmosfer yang ‘agak’ familiar. Seenggaknya disini semua ngomong pake English . 


Karena ada banyak rasa untuk harimu (iklan), rasa yang bisa saya gambarkan di hari pertama HGCC adalah, shock, excited, jiper, proud dan semua capek mendadak hilang. Kita ada di negeri orang, di kampus Internasional dikelilingi orang asing semua. This is the real world man! We were ready to compete!! (nggaya… padahal… -_-‘’)


Hari pertama di HGCC adalah pengenalan HGCC secara keseluruhan dan juga introducing case dari tiga NGO (atau LSM kalo di Indonesia) yang bekerjasama dengan HGCC 2012, yakni OLPC-One Laptop Per Child, Solar Aid dan HFH-Habitat For Humanity. 


Selebihnya adalah welcome mixer atau perkenalan antar peserta yang datang dari seluruh dunia, ngobrol-ngobrol, sharing, dan tuker-tukeran kartu nama sambil makan (lucunya di acara sepenting ini kita gak ada yang bawa kartu nama, hdeeehhh).
Malam yang panjang belum selesai karena selepas acara 1st day HGCC, kami berempat memutuskan untuk ‘gaul’ bareng tim dari Universitas Indonesia ke pusat perbelanjaan paling terkenal di Shanghai, Nanjing Road (kalo di Singapore, ini Orchard Road lah ). 

Gemerlap Shanghai di malam hari terasa banget disini, karena memang toko-tokonya glamor banget, salah satunya yang bikin ngiler adalah pusat perdagangan Apple Store!!! 
(pingin  iPhone, iPad, dan lain-lain tapi gak ngebudget buat apapun itu jadi gak mampir, yaaaaahhh ).

(Gaya banget jalan-jalan sampe malam, padahal kompetisi yang sesungguhnya itu besok mamen!!!)
Malam itu kita lembur sampai tepar dan paginya bangun mepet waktu semua -_-‘’ padahal jam 8 acara bakal mulai (tetep ya Indonesia jam mepet). 

HGCC 2nd day, 25 Februari~
Acara masih di gedung yang sama, dimulai dengan registrasi, breakfast, opening dan selanjutnya tiap tim mendapat private room masing-masing untuk cracking case atau menyiapkan bahan buat dipresentasikan dihadapan juri. Kita juga berkesempatan untuk private Q&A dengan president Habitat For Humanity (karena kita kan housing track). 
Challenge yang diberikan untuk housing track sama rumitnya dengan track lainnya. Disini kami ditantang untuk memberikan solusi bisnis yang compatible untuk direalisasikan di seluruh dunia dengan kondisi yang berbeda-beda dari tiap negara.
Tujuan utamanya adalah untuk menciptakan suatu sistem housing demi mewujudkan goal dari Habitat For Humanity yakni, '10 million house for 50 million people in 10 years'.

6 jam yang diberikan buat cracking case adalah masa paling bikin sakit kepala, rasanya singkat banget untuk bisa menyampaikan solusi. Di tengah-tengah cracking case ini juga kita sekaligus diberi waktu untuk lunch (demi apapun makanan vegetarian yang kita pesan geje banget!!! >< cinta makanan Indonesia deh!). 


Finally, dengan segenap kemampuan kita dan setelah kepala kembali dingin habis mikir selama 6 jam, kami pun presentasi di hadapan 3 juri. Well, buat saya sih walaupun ilmu kami terbatas dan solusi yang kami tawarkan belum begitu applicable, tapi pengalaman untuk perform dan present di hadapan world class judges itu benar-benar precious moment (udah gak yakin sih sebenarnya bisa lolos ke tahap selanjutnya melihat saingan kita yang rata-rata udah MBA ><)
terimakasih sebesar-besarnya buat Graham, campus ambassador kita yang selalu mendukung sejak awal kegiatan. Gak cuma mensupport kita pas presentasi, dia juga yang always bikin kita ngekek sewaktu lagi stress dan gak pernah berhenti nawarin bantuan, nawarin pulpen lah, cemilan lah, ngambilin makan siang lah... T-T (baik bangett)

Setelah semua tim selesai presentasi, seluruh peserta naik bus untuk melanjutkan acara di tempat berbeda, yaitu WaterHouse hotel n Club (posisinya ada di The BUND, juga tempat favorit di Shanghai, pinggir Huanpu River dan Pearl Tower-ikonnya Shanghai kelihatan jelas dari sini, tapi kita ga sempet jalan-jalan di the Bund TT) ~check this video :) http://www.youtube.com/watch?v=v1I5bTubH8s&feature=youtu.be
 
Ditahap ini, diambil 2 tim terbaik untuk tiap track yang kemudian harus battle presentasi lagi yang kemudian dinilai oleh 23 judges dan ditonton oleh seluruh peserta HGCC (as I have expected before, kita belum lolos, hehe). Sayangnya dua tim lain dari Indonesia juga belum berhasil lolos. Jadilah mulai dari saat itu kita semua jadi penonton dan nyemangatin tim favorit kita. 


Selepas finalis diumumkan, kita foto-foto sama tim Indonesia,  sama Stanley (ketua panitia HGCC yang ga pernah berhenti bantuin kita) juga sama president HFH.


Seharusnya sih ada afterparty di club, tapi berhubung kita gak ‘minum’ dan masuknya bayar (tapi diskon) jadilah kita langsung pulang saja. Perjalanan pulang menyusuri the Bund agak bikin sedih karena pintu gerbang the Bund udah tutup, jadi Cuma bisa mandangin Pearl Tower dari kejauhan, last night in Shanghai… (sudah mulai mellow).


Enaknya pengalaman ke luar negeri dapet sponsor itu adalah : bisa ada tambahan skedul untuk jalan-jalan. Hari terakhir di Shanghai, kita Cuma sempat mampir ke Yuyuan Garden (bareng sama Mohar 2009 yang lagi ada proyek di Hangzhou-China). 

Yuyuan Garden ini taman yang terkenal milik bangsawan China jaman dulu, disekitarnya adalah pasar-pasar yang top banget (red: murah). 


Disini juga akhirnya kita menemukan masjid dan restoran halal ... (thx buat sofrida dan teman-teman UI yang uda rekomendasi)



(rasanya surga bangeeeeettt, sebelumnya kita gak berani jajan aneh-aneh, makannya cuma bisa KFC, PizzaHUt ama mie instan, itupun rasanya aneh -__-‘’). 

Sayangnya, waktu yang mepet mengharuskan kita ninggalin Shanghai sebelum sore karena kita harus ngejar Bullet Train ke Hangzhou (penerbangan pulang kita malamnya lewat Hangzhou, gak langsung dari Shanghai). 

BUBYE Shanghai, Bubye Hangzhou, BUBYE CHINA!!!! TT

So, pengalaman 'nginjek' China itu, kalo buat saya pribadi, senengnya :
1)      Bisa pake kostum anget yang unyu unyu
2)      Adeeeemmm jadi sosweet
3)      Gokil, dapet temen n Fans orang asing (eheheheh)
4)      Belajar sedikit Chinese Language
5)      Bisa lihat dunia luar tentunya :)
Yang gak senengnya :
1)      Makan susah
2)      Solat susah
3)      Nyari Toilet yang waras susah
4)      Duit rupiah dimana-mana jatoh :(

Ada nilai plus-plusnya juga sih, berhubung kita nyari penerbangan yg murah (red: Air Asia) jadilah kita mampir dan main-main dulu di Malaysia, hehe.
Lumayan yah, sekali mendayung 2-3 negara terlampaui. How Lucky we are, bisa lihat 2 menara di dunia : Pearl Tower, KL Tower + Twin Tower. :)

Thanks to Allah SWT, our parents, our friends and all people that support us this far. Semoga bisa jadi awal yang baik for the next challenge, next adventure… mau ke menara mana lagi sehabis ini??? :)
Chasing the future~ SBU

1 komentar:

Anonim mengatakan...

beli baju dan sepatu winternya dimana? lucu sepatunya :)