Sabtu, 28 April 2012

Hikmah rasa Syukur

Tahukah kamu...
seorang teman baik pernah berkata pada saya...

"kekurangan kamu adalah jarang bisa bersyukur..."
(YANG BENER???~waktu itu saya rasanya pengin jedugin kepala ke dinding)

tapi setelah dipikir-pikir, saya memang masih harus banyak belajar tentang hal yang satu ini...

Kemarin, selepas mengkhatamkan salah satu buku pinjeman dari temen, "Letter to Sam".
Sempat merasa terharu karna ada banyak segmen dari buku ini yang mengajari saya tentang pentingnya rasa syukur...

berhubung penulisnya adalah seorang profesor yang mengalami kelumpuhan karena kerusakan tulang belakang sekaligus mempunyai keluarga yang kurang sempurna setelah bercerai dengan istrinya, bahkan dikaruniai cucu satu-satunya yang ternyata mengidap autisme...

bisa dibayangkan bagaimana dia bisa mensyukuri apa yang terjadi padanya???

Dia bersyukur masih bisa meraih secarik kertas yang jatuh dari lantai dengan tubuh yang setengah lumpuh di atas kursi roda... Padahal dulunya dia bisa menulis banyak disertasi untuk doktoralnya ketika masih sehat...

Dia bersyukur masih bisa mendengarkan cerita pasien-pasiennya sebagai seorang psikiater dan merasa hidupnya 'produktif' walaupun dia bisa seharian tidak beranjak dari ruangannya, dari kursi rodanya...

itu dari apa yang saya baca....

Kemarin juga....

Saya menemukan fakta kecil dari kejadian sehari-hari di sekitar saya.
Sewaktu saya makan malam sama akang dan keluarganya (red: Bapak dan Ibu nya), di rumah makan, ada seorang nenek pengemis.
Tahu kan, pengemis di kota besar biasanya wujudnya normal, sehat wal afiat (bahkan kadang ada yag gendut), bikin kita mikir beribu kali buat ngasih sedekah.

Tapi saya gak menyangka sama sekali, ibunya akang tanpa ba-bi-bu langsung buka dompet dan memberikan uang untuk si pengemis. Padahal, yang saya tahu, keluarga akang bukan keluarga yang berlebih, malah ekonominya bisa dibilang agak kurang.
Jadi benar apa kata orang, biasanya orang yang mudah berbagi dengan orang yang tidak punya itu adalah orang-orang yang justru kurang mampu secara finansial. Mungkin karena mereka pernah merasakan bagaimana sedih dan sakitnya ketika tidak punya apa-apa.


Saya jadi malu pada diri sendiri... (harusnya lebih cepat sadar dan introspeksi --'')

-Saya sehat, alhamdulillah, punya segalanya, tapi masih sering merasa sok stres dengan apa yang tidak atau belum saya miliki. Perasaan ini ujung-ujungnya malah menimbulkan rasa iri hati terhadap keberhasilan orang lain.

-Saya tidak pernah puas terhadap apa yang sudah saya capai, padahal banyak orang di sekitar saya yang bahkan belum pernah mengecap keberhasilan kecil yang saya rasakan...

-Saya punya banyak teman, banyak kegiatan, tapi sringkali merasa tidak bangga dengan pekerjaan saya dan merasa tidak produktif. Padahal, Tanpa sadar, saya sesungguhnya bisa menjadi produktif bukan hanya dari mengerjakan banyak hal tetapi kita bisa menjadi seorang yang produktif hanya dengan membuat orang lain merasa bahagia.



Terkadang butuh dari sekedar nasihat untuk membuat seseorang memahami arti dari rasa syukur kepada Tuhan. Pelajaran itu bisa saja datang dari hal-hal yang tidak terduga... tergantung bagaimana kita mencermatinya dan merasakannya, dengan hati.



World, guys, u inspiring me a lot.

 to love mself and to say 'Thanks God'

4 komentar:

Noor Amalia mengatakan...

Yuuuuuuk Setuju mit..kadang mbahas bareng si dimung *yg beri kata2 bukan??*

artist-Engineer mengatakan...

yoii

BEL ESPRIT mengatakan...

Huaah, sangat menyentuh =) ,dengan bersyukur hati juga jadi lebih tentram =D

artist-Engineer mengatakan...

iya na.. ngurangin penyakit hati... :)